![]() |
Foto : Kepala BP3AKB Lotim, H. Ahmat |
LOMBOK TIMUR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur tengah gencar melengkapi fasilitas pendukung baik diluar maupun didalam lingkungan pendidikan. Hal ini dilakukan untuk menjadikan Lombok Timur sebagai kabupaten ramah anak.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Lombok Timur, H. Ahmat menegaskan, pihaknya akan bekerjasama dengan stakeholder lainnya untuk mewujudkan Lombok Timur sebagai daerah ramah anak. Salah satu yang diprioritaskan yakni melengkapi fasilitas pendukung terutama dilingkungan sekolah.
"Sekolah dari tingkat SD dan SMP sudah 100 persen menjadi sekolah ramah anak. Tapi masih belum dari kata sempurna. Misalnya tempat bermain atau kantin yang menerapkan kantin kejujuran," papar Ahmat kepada wartawan, Selasa (29/4).
Dikatakannya, pemerintah akan menyokong sekolah-sekolah yang menerapkan sistem ramah anak tersebut. Sekolah juga dianjurkan melakukan pemasangan plang ramah anak agar diketahui oleh masyarakat. Sehingga sekolah memiliki standar tertentu sesuai label yang diharapkan pemerintah.
"Apa yang menjadi kekurangannya akan dilengkapi kemudian, bagaimana WC, tempat bermain, warung dan lain sebagainya," ujar Ahmat.
Keterlibatan sejumlah dinas/instansi, akan menambah pengetahuan bagi sekolah-sekolah yang sudah menerapkan sekolah ramah anak tersebut. Misalnya, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, aktivis pegiat perlindungan anak dan BP3AKB.
Ahmat juga menyebutkan untuk menuju sekolah ramah anak dibutuhkan sebanyak 750 indikator bahkan sekarang bertambah menjadi 900 indikator dengan kategori 5 klaster. Diantaranya, klaster pendidikan, kesehatan, dukcapil dan lain-lain.
Demikian pula untuk penerapan ramah anak ditingkat desa. Apakah didesa itu bebas pekerja anak, bebas gizi buruk atau fasilitas kesehatan memiliki tempat pelayanan untuk anak, pendidikan termasuk rekreasi.
"Kalau Lotim jumlah 750 indikator sudah terisi tapi belum maksimal lantaran belum dilengkapi dokumen pendukung. Misalnya, kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan BPBD atau Damkar," tandasnya.
Sedangkan untuk pendidikan setingkat SMA atau sederajat, Ahmat mengakui, kategori ramah anak baru mencapai sekitar 28 persen. Hal ini lebih disebabkan kewenangan sekolah berada di tingkat propinsi.
Sedangkan untuk menuju Kabupaten Layak Anak (KLA), tambahnya, Lombok Timur haruss memenuhi sejumlah indikator lainnya. Meski demikian, dia optimis tahun 2025 ini akan menuju Madya.
"Standar KLA untuk Pratama dengan nilai 100-400, sedangkan nilai 500-700 menuju Madya, dan nilai 700-900 disebut Nindya. Lombok Timur tahun ini akan menuju Madya,"tandasnya. (CN)
0 Komentar