![]() |
Foto : Aksi 9 organisasi mahasiswa se Lotim gelar aksi demo |
LOMBOK TIMUR - Aksi unjuk rasa yang diinisiasi mahasiswa se - Kabupaten Lombok Timur berimbas pada lembaga pendidikan, instansi pemerintah dan dunia usaha.
Edaran dan pemberitahuan itu disampaikan sehari sebelumnya yang menyebutkan bahwa penutupan kantor pemerintah, toko dan libur sekolah untuk mengantisipasi ancaman keributan seperti yang terjadi di Kota Mataram dan daerah lainnya di Indonesia.
Aksi damai yang dilakukan oleh 9 organisasi kemahasiswaan dibawah bendera 'Cipayung Plus' menyuarakan aspirasi masyarakat terkait kematian Affan Kurniawan - driver Ojek Online (Ojol) dan gaya hidup anggota DPR-RI dan DPRD di Lotim khususnya.
Sejumlah toko, pelaku usaha dan pusat perdagangan lainnya di Kota Selong, Lombok Timur terpaksa ditutup untuk menghindari kekacauan seperti daerah lainnya yang belum lama terjadi.
"Terpaksa kami tutup, kita takut kalau terjadi keributan," ucap salah seorang pemilik toko di sekitaran Polres Lombok Timur, Senin (1/9).
Hal serupa juga dilakukan sejumlah pemilik kios dan toko di sepanjang jalan Ahmad Yamin dan TGKH. Zainuddin Abdul Madjid menuju kantor DPRD Lotim.
Beberapa toko dan pedagang terlihat tertutup. Kondisi ini tidak seperti biasanya yang selalu ramai oleh pembeli. Tapi kali ini, tampak tertutup rapat.
Tidak hanya itu, sekolah di sekitar Kota Selong juga ikut diliburkan sebagai imbas aksi unjuk rasa. Belum ada keterangan resmi dari pemerintah terkait diliburkan pelajar. Namun surat edaran dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dikeluarkan untuk menghindari peristiwa serupa yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia.
Demikian pula halnya dengan kantor pemerintahan terutama beberapa OPD yang terdekat dengan lokasi aksi unjuk rasa.
Hingga saat ini, aksi unjuk rasa yang dipelopori oleh HMI Lombok Timur, PMII, Himmah NW, NWDI, MMI, KAMMI, LMND masih berlangsung di gedung DPRD Lotim.
Reporter : Suhaedi
0 Komentar