Operasi Zebra Patuh Rinjani 2025, Satlantas Polres Lotim Kedepankan Edukasi

Foto : Kasat Lantas Polres Lotim, AKP. A. Rahman, STr K

LOMBOK TIMUR - Operasi Zebra Patuh Rinjani 2025 lalu di wilayah hukum Polres Lombok Timur mengamankan sebanyak 602 unit kendaraan bermotor. Meski demikian, sebagian besar pengguna kendaraan yang melakukan pelanggaran hanya dikenakan berupa teguran. 


Peneguran tersebut hanya bersifat peringatan disertai penandatanganan setelah mengisi blanko sesuai dengan identitas pengendara yang melakukan pelanggaran.


Kali ini, kata Kasat Lantas Polres Lombok Timur, AKP. A. Rahman, STr.K, operasi patuh Rinjani lebih mengedepankan edukasi. Meski beberapa pengguna kendaraan yang melakukan pelanggaran harus diambil tindakan tegas berupa penilangan berdasarkan kesalahan yang dilakukan.


Dia menyebutkan jumlah kendaraan yang ditindak dengan penilangan selama operasi patuh Rinjani sebanyak 52 unit. Tindakan ini dilakukan lantaran pengendara dinilai membahayakan disamping melakukan aksi balap liar.


"Sebanyak 550 unit dilakukan teguran  disertai mengisi blanko teguran. Dan 52 unit dilakukan penilangan. Blanko teguran yang diisi oleh pengendara dimaksudkan agar tidak melakukan kesalahan yang sama dikemudian hari," ujar A. Rahman kepada wartawan, Jum'at (5/12).


Rahman kembali menegaskan, teguran tersebut didasarkan sebagai upaya untuk memberikan edukasi. Sehingga, masyarakat pengguna kendaraan secara sadar tidak melakukan kesalahan berulang-ulang. 


Selain itu, kata dia, pre-emtif dan preventif merupakan cara yang humanis untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam berkendara yang baik dan benar dan disiplin berlalu lintas.


"Dalam operasi Patuh Rinjani 2025 lalu, sebagian besar pelanggaran cenderung didominasi dari kalangan usia remaja. Walaupun demikian, kendaraan yang berhasil diamankan tidak ada yang Bodong tetapi telat bayar pajak," tambahnya.


Dalam beberapa kesempatan, papar Rahman, Satlantas Polres Lombok Timur selalu melakukan sosialisasi baik dilingkungan sekolah maupun ketika saat melakukan razia kendaraan. Terutama dikalangan usia produktif.


Sosialisasi ini tidak hanya dilakukan oleh petugas, melainkan melibatkan stakeholder lainnya. Hal itu dilakukan semata-mata demi menciptakan kenyamanan dan keselamatan bagi pengendara lain dan memberikan pemahaman disiplin berlalu lintas di jalan raya.


"Jangan ada kesan, ketika melihat petugas baru terlihat disiplin, tapi biasakan disiplin diajarkan sedari awal," tandasnya.


Untuk itu, peran orang tua sangat diharapkan dalam  mengajarkan anaknya disiplin berkendara. Pun, demikian dengan kendaraan yang pakai sebaiknya sesuai standar atau spesifikasi tanpa menggunakan aksesoris yang justru tidak nyaman bagi orang lain, seperti menggunakan knalpot bising atau brong.


"Dalam operasi Zebra lalu, kami sudah mengamankan sebanyak 30 buah knalpot brong," tandasnya.



Reporter : Rizky

Editor : Suhaedi

0 Komentar