![]() |
| Foto : Bupati Lotim Haerul Warisin didampingi Sekda Lotim, Kepala BI Mataram, Dandim 1615/Lotim dan Kabiro Ekonomi NTB |
LOMBOK TIMUR - Menjaga stabilitas harga dan menekan laju inflasi jadi komitmen Pemkab Lombok Timur hingga berhasil memperoleh penghargaan di tingkat regional dan nasional.
Kabupaten Lombok Timur salah satu daerah di Nusa Tenggara dinilai berhasil menekan laju inflasi. Untuk mempertahankan inflasi, tak salah jika orang nomor satu di Lotim mengimbau agar OPD bahkan masyarakat menanam tanaman pertanian yang dinilai sebagai salah satu penyumbang inflasi. Misalnya, menanam cabai dan bawang merah.
Hal itu telah dibuktikan Bupati Lombok Timur H. Haerul Warisin dalam mengelola pemerintahan di daerah 'Gumi Patuh Karya' secara kontinyu dan kerja keras.
Saat membuka acara High Level Meeting (HLM) TPID Lombok Timur dalam rangka menghadapi Nataru Tahun 2025, Bupati Haerul Warisin secara khusus memuji kolaborasi kuat dengan Bank Indonesia sekaligus mengapresiasi kerja keras seluruh elemen pemerintah daerah dalam menyukseskan program pengendalian inflasi.
"Tahun 2025 ini, alhamdulillah dengan kerja keras semua, Lombok Timur mampu mengendalikan inflasi dengan cara yang sangat baik," ujarnya.
Ia mencontohkan lonjakan harga yang biasanya terjadi pada hari-hari besar, terutama Idul Fitri, berhasil diredam berkat intervensi dan kolaborasi yang baik. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah memberikan bantuan sembako senilai Rp. 40 miliar kepada 237 ribu KK miskin dan miskin ekstrem.
"Kami berterima kasih kepada Bank Indonesia (BI) sebagai mitra kunci," kata Haerul Warisin, Jum'at (12/12).
Masih kata dia, kerja sama solid tersebut terbukti membuahkan hasil membanggakan: Lotim menerima penghargaan TPID atas keberhasilan pengendalian harga, menempatkannya sebagai salah satu yang terbaik di kawasan Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Dia menambahkan, dalam mengidentifikasi inflasi di Lotim sering kali dipicu oleh kenaikan harga bawang merah dan cabai, Bupati menekankan peran serta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai solusi. Bahkan, Bupati telah mengeluarkan instruksi pembentukan Tim Pemantau Pekarangan bagi seluruh ASN guna memastikan keberhasilan penanaman cabai dan bawang merah sebagai upaya penguatan ketahanan pangan mikro.
Haerul Warisin kembali mengingatkan kepada Kepala Dinas yang gagal melaksanakan penanaman komoditas ini akan dikenakan sanksi.
Di samping itu, Bupati mengimbau agar memperkuat kolaborasi strategis antara Dinas Pertanian dengan Champion Cabai lokal untuk menjamin ketersediaan pasokan, khususnya saat terjadi lonjakan harga.
"Saya berharap langkah sukses di 2025 dapat dipertahankan. Tantangan di tahun 2026 akan lebih berat karena Lotim memiliki jumlah keluarga miskin dan miskin ekstrem terbanyak di Bali-Nusra, yang menuntut ketersediaan bahan pangan yang sangat besar," katanya mengingatkan.
Karenanya, akan menjadi PR berat di tahun 2026. Ketersediaan dari barang-barang yang suka memicu dari inflasi ini harus tetap dipantau.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Lombok Timur Muhammad Juaini Taofik yang juga Ketua TPID menyampaikan bahwa fokus utama menjelang Nataru adalah menjamin kelancaran distribusi.
"Lotim adalah daerah perlintasan. Kita pastikan kelancaran distribusi terutama di jalan raya dan Pelabuhan Kayangan sehingga tidak ada keterlambatan menjelang Tahun Baru," tegasnya.
Dia menyampaikan tiga langkah prioritas Nataru, seperti memastikan kelancaran distribusi terutama di Pelabuhan Kayangan, memastikan ketersediaan pasokan menjelang Nataru, dan memastikan Dinas Perdagangan dan tim tetap memantau pasar meskipun hari libur Nataru.
Pada kesempatan itu, hadir pula pada acara tersebut kepala Bank Indonesia Perwakilan, Kepala Biro Ekonomi Provinsi NTB, Kepala OPD terkait, Staf Ahli, Camat Selong, Camat Labuhan Haji, dan Lurah lingkup kecamatan Selong.
Reporter : Suhaedi

0 Komentar